 |
 |
 |
 |
Yahoo
Keroncong Group; August 24, 2008
Krontjong Toegoe
Laju sepeda motor tidak bisa kencang, karena kondisi mata yang sudah
meng-uzur tidak bisa dikompromikan lagi. Maka, perlahan menyusuri
jalan by-pass menuju ke arah Tanjung Priuk, dan cukup keder
dikelilingi truk-truk container besar yang melaju. Dan seperti suara
ledakan, manakala truk container kosong muatan melewati jalanan yang
berlobang, suaranya mengelegar dan menggetarkan. Bart
Kelokan Plumpang, menemu Pasar Ular, dan sepanjang jalan menuju
Jalan Gereja Tugu No 7 seperti yang tertulis di lembar catatan masih
terasa jauh dari ketemu. Semper masih menjadi wilayah yang sangat
asing karena ini merupakan kali pertama menelusur, meski
berkali-kali mendengar dan membaca kata Semper di media cetak. Bagi
seorang pemula, proses mencari Jalan Gereja Tugu yang melegenda
itu-pun jauh dari mudah. Kata-kata bijak muncul,”malu bertanya,
sesat di jalan,” dan itu yang kemudian dilakukan. Bertanya ke
sembarang orang yang pada akhirnya mengarahkan perjalan menuju ke
lokasi markas besar Krontjong Togoe.
Jarum panjang telah lewat dari angka 12 sementara jarum pendek sudah
meninggalkan titik angka 9, aahhhh sudah jam 9 malam lebih, ketika
kaki menapak halaman rumah induk di Jalan Gereja Tugu no 7, dan
belasan truck container berjajar rapi, dan sebagian truk-truck itu
bertuliskan ”Krontjong Toegoe” pada kaca depannya.
”Tidak salah, ini pasti markas Krontjong Toegoe,” bisik dalam hati.
Dan benar alunan musik keroncong indah terdengar. ”Ayo, makan dulu,
ini bebek dan ikannya,” begitulah sambutan Mas Andre Michiels yang
ternyata telah menunggu berjam-jam,”Sudah sampai mau patah ini leher
tengak tengok kok engga datang-datang.”
Menikmati hidangan bebek bumbu pedas ala Manado dan ikan bakar
berikut sambal dabu-dabu sambil mendengarkan irama keroncong khas
Toegoe menjadikan perut terasa lapar terus menerus, dan akhirnya
tersantaplah hidangan itu dengan sukses. Suatu saat nanti, perlu Pak
Bondan Winarno hadir di markan Kerontjong Toegoe untuk menikmati
masakan yang luar biasa ini... yakin dan seyakin yakinnya, pak
Bondan akan berkata..”Mak Nyusssss”.
Obrolan berkembang luas, mengenai mimpi keroncong di masa mendatang.
Acara sarasehan keroncong di Solo tak luput menjadi salah satu
bahasan tersendiri. Dan mimpi besar nampaknya sudah digantungkan.
Semua berharap untuk membangun keroncong yang memiliki daya didik,
daya sadar sekaligus mampu membangkitkan gairah seni Indonesia.
Krontjong Toegoe, sanng legenda sebentar lagi akan hadir di Istana
Negara, dan semoga mas Andre Michiels dan kawan-kawan mampu membawa
misi besar keroncong Indonesia ke Istana, di sana beragam persoalan
harus diselesaikan, dan salah satunya adalah memberikan support
kepada kebangkitan keroncong selain tugas utama menyejahterakan
rakyat Indonesia. Kebijakan pro rakyat, pro keroncong.
Salam
Haris Shantanu |
|