February
21 - 2007 Suara Merdeka; RAKERNAS HIPMI |
|
RAKERNAS HIPMI:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memukul gong menandai
dibukanya Rakernas XIII Hipmi di Patra Convention Hotel
semalam. Presiden didampingi (dari sebelah kiri) Ketua
Panitia Rakernas Kukrit SW, Ketua BPP Hipmi Sandiaga S
Uno, Gubernur Mardiyanto, dan Menko Perekonomian
Boediono. |
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono memukul gong menandai dibukanya
Rakernas XIII Hipmi di Patra Convention Hotel semalam.
Presiden didampingi (dari sebelah kiri) Ketua Panitia
Rakernas Kukrit SW, Ketua BPP Hipmi Sandiaga S Uno,
Gubernur Mardiyanto, dan Menko Perekonomian Boediono.
SEMARANG- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
mendorong perkembangan lima sektor usaha yang dinilai
paling prospektif beberapa tahun ke depan. Kelima sektor
itu yakni, usaha yang terkait dengan pangan, energi,
transportasi, rumah tinggal, dan infrastruktur. Untuk
itu, pemerintah telah membatalkan 750 peraturan daerah (perda)
yang dinilai merugikan daerah. ''Pemerintah pusat akan
mencegah perda-perda yang tidak tepat karena hanya akan
merugikan daerah. Saya sudah membatalkan 750 perda
karena bertentangan dengan Undang-undang (UU) dan
peraturan pemerintah (PP). Ini peluang yang bisa
dimanfaatkan pengusaha. Karena itu, jangan sampai
menunggu kesempatan, ada cabang-cabang bisnis yang bisa
dipertimbangkan,'' kata Presiden saat membuka Rapat
Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (Hipmi) di Patra Covention Hotel, semalam.
Dicontohkan, peluang bisnis yang terkait dengan pangan
sangat berpotensi. Saat ini, terang dia, pemerintah
terus meningkatkan daya beli masyarakat melalui kenaikan
gaji PNS dan TNI/Polri, perbaikan upah buruh, dan
memberikan fasilitas gratis untuk warga tak mampu.
Dengan jumlah penduduk 220 juta, peluang untuk menggarap
sektor pangan tentu saja sangat luas.
''Misalnya, potensi yang saya kunjungi di Boyolali hari
ini (kemarin-Red). Ada budi daya lele, dendeng, abon,
dan pengolahan beragam makanan,'' jelas dia. Dua sektor
lain yang dinilai menjanjikan adalah bisnis energi dan
transportasi. Potensi energi misalnya, minyak gas,
pertambangan, bio fuel, dan solo energi. Untuk mendorong
pertumbuhannya, pemerintah akan memberikan alokasi dana
ke sektor tersebut. Dengan sumber lain itu, dia berharap
pembangkit listrik tidak hanya bersumber dari PLN dengan
demikian mampu mendorong pertumbuhan di desa-desa
tertinggal. ''Di bidang transportasi bisa tanya Pak
Menteri Perhubungan yang sekarang hadir (Hatta
Radjasa-Red). Bisnis ini bisa berkembang karena jumlah
penumpangnya tiap tahun naik luar biasa, baik darat,
laut, ataupun udara,'' tandasnya.
Tingginya populasi di Indonesia, lanjut dia, tak pelak
juga akan mendorong tumbuhnya perumahan, di samping
infrastruktur. Bisnis tempat tinggal, khususnya rumah
susun (rusun), diprediksikan akan berimbas dengan
munculnya industri pendukung, seperti genting dan semen.
Lebih jauh SBY menjelaskan, selama dua tahun terakhir
pemerintah telah berusaha menghilangkan
hambatan-hambatan dalam dunia usaha agar iklim investasi
makin membaik. Beberapa langkah itu antara membuka akses
perbankan yang lebih mudah dengan menurunkan suku bunga
dan dengan menekan angka inflasi. Angka inflasi sekarang
6,6 persen sudah bagus dan kalau perlu diturunkan lagi.
Perpajakan juga harus lebih bersahabat dengan dunia
usaha dengan tetap memperhatikan keadilan. Menurutnya,
pemerintah telah memberikan insentif pajak dengan
mengeluarkan peraturan pemerintah tentang perpajakan.
Mengenai berbelitnya perizinan, SBY juga bertekad jangka
waktu perizinan di bawah 50 hari sudah selesai. |
|
|
|
|