Memasuki Puncak Musim Hujan Waspadai Longsor di Jawa

 

 
Currency Rate
USD
: 9,090.0
EUR
: 11,647
JPY
: 79.105
GBP
: 17,165

Daily news

Home ITPP
December 29, 2006

SUARA PEMBARUAN DAILY -------------------------------------------------------------------------------- Memasuki Puncak Musim Hujan Waspadai Longsor di Jawa [JAKARTA] Memasuki masa puncak musim hujan tahun ini masyarakat dan pemerintah di daerah diharapkan mewaspadai ancaman banjir dan longsor. Bencana banjir seperti yang terjadi di Sumatera Barat berpotensi pula terjadi di Pulau Jawa, apalagi kondisi lingkungan sudah kritis dan beban berat. Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Ahmad Zakir, di Jakarta, Jumat (29/12), menyebutkan, beberapa wilayah saat ini sedang memasuki masa puncak musim hujan dan diperkirakan curah hujan tinggi. Secara terpisah, Kepala Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, menyebutkan wilayah Jawa Barat memiliki potensi longsor yang sangat tinggi. "Hampir seluruh wilayah Jabar memiliki potensi longsor, karena pergerakan tanah sangat tinggi. Jumlah kejadian pergerakan tanah di Jabar masih tertinggi dari seluruh provinsi, meskipun jumlah korbannya tidak sebesar di provinsi lain. Ini membuktikan kawasan Jabar harus waspada," ujarnya. Disebutkan, wilayah yang memikili kondisi kritis adalah Kabupaten Majalengka, Kuningan, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Bandung, dan Cianjur. Jadi, sebenarnya dari 12 kabupaten di Jabar hampir semuanya rawan longsor," ujarnya. Selain di Pulau Jawa, menurut Surono, pihaknya telah memetakan beberapa wilayah yang rawan longsor akibat pergerakan tanah dan curah hujan tinggi, seperti di Lampung, Solok (Sumatera Barat), Samosir (Sumatera Utara), Goa dan Sinjai (Sulawesi Selatan) dan beberapa daerah di Sulawesi Utara. Lebih lanjut Zakir mengatakan, wilayah Sumatera, seperti Riau, Sumatera Barat, dan Jambi, saat ini memang baru memasuki masa puncak musim hujan. Hal yang sama juga terjadi di Pulau Jawa. Hampir seluruh Pulau Jawa memiliki potensi hujan dengan intensitas yang tinggi. Jadi kalau dikaitkan dengan banjir harus dilihat daya dukung lingkungan di lokasi yang memiliki potensi hujan yang tinggi itu," katanya. Dikatakan, sebagian wilayah Sulawesi Selatan juga memiliki potensi curah hujan yang tinggi. "Kalimantan Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara baru memasuki musim hujan, tapi perlu diwaspadai curah hujan yang tinggi pada satu hari. Hampir di seluruh wilayah Indonesia curah hujan meningkat. Tapi, hal ini wajar saja karena memang sudah memasuki musim hujan," tambahnya. Sumut Tujuh wilayah di pantai timur Sumatera Utara berpotensi terkena banjir besar akibat pola angin monsun di timur laut masih sangat kuat. Ketujuh daerah itu, Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Langkat, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan Asahan. "Potensi tersebut sudah terbukti di satu daerah yakni Langkat, sama seperti yang kami prediksikan berdasarkan analisis sebelumnya," kata Kepala Balai Besar Badan Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah I Sumatera Utara, Tuban Wiyoso, kepada wartawan di Medan, Kamis (28/12). Ia menuturkan, pola angin monsun di timur laut yang masih sangat kuat menyebabkan pembentukan awan dan hujan di wilayah Sumatera bagian utara (Sumbagut) sangat aktif terutama di pantai timur. Akibatnya, hujan deras di pantai timur Sumut mulai pagi hingga sore akan terus terjadi, yang diikuti guntur serta angin kencang. Padang Dari Padang dilaporkan, hujan lebat yang mengguyur kota itu sejak dua hari lalu merendam puluhan rumah penduduk dan menyebabkan tanah longsor di perbatasan Padang-Solok. Sejauh itu, tidak ada korban jiwa akibat bencana ini. Puluhan rumah di Kompleks Dinas Peternakan Lubuk Buaya, Maransi dan Simpang Kalumpang, Kamis, tergenang. Banjir mulai muncul pukul 17.00 WIB. Hampir 200 warga yang rumahnya terendam terpaksa mengungsi. Kawasan Lubuk Buaya dan Siteba, Kota Padang, memang kerap terkena banjir karena dangkalnya Sungai Batang Kandih. Apalagi hujan terus turun. Dafi (35), warga Kompleks Dinas Peternakan mengatakan, sudah berkali-kali terjadi banjir di tempatnya. Namun, sejauh ini perhatian pemerintah masih minim. "Hingga sekarang Sungai Batang Kandih belum tersentuh proyek pengendalian banjir," katanya. Jambi Puluhan desa di Kabupaten Bungo, Tebo, dan Kabupaten Tanjungjabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi, dilanda banjir, Kamis. Ratusan warga desa mengungsi karena rumah mereka terendam hingga satu meter. Selain itu, puluhan hektare tanaman pangan dan palawija rusak. Kepala Seksi Urusan Penanggulangan Bencana Alam Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (KSPM) Provinsi Jambi, Drs Sarifuddin, mengatakan, para pengungsi sudah mendapatkan bantuan tahap pertama, berupa pangan dan pakaian. Sebagian pengungsi di Bungo sudah kembali ke rumah mereka. Para pedagang di Pasar Tebo tidak bisa berjualan karena pasar juga terendam. Sedangkan di Tanjungjabung Timur warga yang bertahan di rumah mereka masih was-was karena ketinggian air meningkat. Dijelaskan, berdasarkan laporan Satuan Pelaksanaan Bencana Kabupaten Bungo, banjir akibat meluapnya Sungai Batang Bungo itu juga menerjang Kelurahan Jaya Setia. Banjir yang cukup tinggi terjadi di Dusun Tepi Danau. [K-11/151/BO/141]