SUARA
PEMBARUAN DAILY
--------------------------------------------------------------------------------
Memasuki Puncak Musim Hujan Waspadai Longsor di Jawa
[JAKARTA] Memasuki masa puncak musim hujan tahun ini
masyarakat dan pemerintah di daerah diharapkan
mewaspadai ancaman banjir dan longsor. Bencana
banjir seperti yang terjadi di Sumatera Barat
berpotensi pula terjadi di Pulau Jawa, apalagi
kondisi lingkungan sudah kritis dan beban berat.
Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG), Ahmad Zakir, di
Jakarta, Jumat (29/12), menyebutkan, beberapa
wilayah saat ini sedang memasuki masa puncak musim
hujan dan diperkirakan curah hujan tinggi. Secara
terpisah, Kepala Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana
Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
Surono, menyebutkan wilayah Jawa Barat memiliki
potensi longsor yang sangat tinggi. "Hampir seluruh
wilayah Jabar memiliki potensi longsor, karena
pergerakan tanah sangat tinggi. Jumlah kejadian
pergerakan tanah di Jabar masih tertinggi dari
seluruh provinsi, meskipun jumlah korbannya tidak
sebesar di provinsi lain. Ini membuktikan kawasan
Jabar harus waspada," ujarnya. Disebutkan, wilayah
yang memikili kondisi kritis adalah Kabupaten
Majalengka, Kuningan, Sumedang, Garut, Tasikmalaya,
Ciamis, Bandung, dan Cianjur. Jadi, sebenarnya dari
12 kabupaten di Jabar hampir semuanya rawan longsor,"
ujarnya. Selain di Pulau Jawa, menurut Surono,
pihaknya telah memetakan beberapa wilayah yang rawan
longsor akibat pergerakan tanah dan curah hujan
tinggi, seperti di Lampung, Solok (Sumatera Barat),
Samosir (Sumatera Utara), Goa dan Sinjai (Sulawesi
Selatan) dan beberapa daerah di Sulawesi Utara.
Lebih lanjut Zakir mengatakan, wilayah Sumatera,
seperti Riau, Sumatera Barat, dan Jambi, saat ini
memang baru memasuki masa puncak musim hujan. Hal
yang sama juga terjadi di Pulau Jawa. Hampir seluruh
Pulau Jawa memiliki potensi hujan dengan intensitas
yang tinggi. Jadi kalau dikaitkan dengan banjir
harus dilihat daya dukung lingkungan di lokasi yang
memiliki potensi hujan yang tinggi itu," katanya.
Dikatakan, sebagian wilayah Sulawesi Selatan juga
memiliki potensi curah hujan yang tinggi. "Kalimantan
Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara baru memasuki musim
hujan, tapi perlu diwaspadai curah hujan yang tinggi
pada satu hari. Hampir di seluruh wilayah Indonesia
curah hujan meningkat. Tapi, hal ini wajar saja
karena memang sudah memasuki musim hujan," tambahnya.
Sumut Tujuh wilayah di pantai timur Sumatera Utara
berpotensi terkena banjir besar akibat pola angin
monsun di timur laut masih sangat kuat. Ketujuh
daerah itu, Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai,
Langkat, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan Asahan.
"Potensi tersebut sudah terbukti di satu daerah
yakni Langkat, sama seperti yang kami prediksikan
berdasarkan analisis sebelumnya," kata Kepala Balai
Besar Badan Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah
I Sumatera Utara, Tuban Wiyoso, kepada wartawan di
Medan, Kamis (28/12). Ia menuturkan, pola angin
monsun di timur laut yang masih sangat kuat
menyebabkan pembentukan awan dan hujan di wilayah
Sumatera bagian utara (Sumbagut) sangat aktif
terutama di pantai timur. Akibatnya, hujan deras di
pantai timur Sumut mulai pagi hingga sore akan terus
terjadi, yang diikuti guntur serta angin kencang.
Padang Dari Padang dilaporkan, hujan lebat yang
mengguyur kota itu sejak dua hari lalu merendam
puluhan rumah penduduk dan menyebabkan tanah longsor
di perbatasan Padang-Solok. Sejauh itu, tidak ada
korban jiwa akibat bencana ini. Puluhan rumah di
Kompleks Dinas Peternakan Lubuk Buaya, Maransi dan
Simpang Kalumpang, Kamis, tergenang. Banjir mulai
muncul pukul 17.00 WIB. Hampir 200 warga yang
rumahnya terendam terpaksa mengungsi. Kawasan Lubuk
Buaya dan Siteba, Kota Padang, memang kerap terkena
banjir karena dangkalnya Sungai Batang Kandih.
Apalagi hujan terus turun. Dafi (35), warga Kompleks
Dinas Peternakan mengatakan, sudah berkali-kali
terjadi banjir di tempatnya. Namun, sejauh ini
perhatian pemerintah masih minim. "Hingga sekarang
Sungai Batang Kandih belum tersentuh proyek
pengendalian banjir," katanya. Jambi Puluhan desa di
Kabupaten Bungo, Tebo, dan Kabupaten Tanjungjabung
Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi, dilanda banjir,
Kamis. Ratusan warga desa mengungsi karena rumah
mereka terendam hingga satu meter. Selain itu,
puluhan hektare tanaman pangan dan palawija rusak.
Kepala Seksi Urusan Penanggulangan Bencana Alam
Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan
Masyarakat (KSPM) Provinsi Jambi, Drs Sarifuddin,
mengatakan, para pengungsi sudah mendapatkan bantuan
tahap pertama, berupa pangan dan pakaian. Sebagian
pengungsi di Bungo sudah kembali ke rumah mereka.
Para pedagang di Pasar Tebo tidak bisa berjualan
karena pasar juga terendam. Sedangkan di
Tanjungjabung Timur warga yang bertahan di rumah
mereka masih was-was karena ketinggian air
meningkat. Dijelaskan, berdasarkan laporan Satuan
Pelaksanaan Bencana Kabupaten Bungo, banjir akibat
meluapnya Sungai Batang Bungo itu juga menerjang
Kelurahan Jaya Setia. Banjir yang cukup tinggi
terjadi di Dusun Tepi Danau. [K-11/151/BO/141]
|