Jebol Lagi, Tol Tutup Total

 
Currency Rate
USD
: 9,090.0
EUR
: 11,647
JPY
: 79.105
GBP
: 17,165

Jawa Pos

Home ITPP

Minggu, 26 Nov 2006,
 

 

 

Bangun Jalan Layang di Atas Jalur Arteri
JOGJAKARTA - Jalan tol Porong-Gempol tidak bisa diselamatkan lagi. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengatakan, pemerintah menutup ruas jalan tol yang menghubungkan Surabaya-Malang/Pasuruan itu selamanya.


"Tol Porong, terutama yang ambles (Km 38), sudah tidak bisa digunakan dan membahayakan pengguna jalan. Pemerintah akan membangun elevated tol di atas jalan arteri yang sudah ada," kata Djoko saat ditemui di sela-sela meninjau pembangunan dam penahan lahar Merapi di Jogjakarta kemarin.

Jalan tol Porong di Km 38, kata Djoko, tidak mungkin digunakan lagi. Jalan di ruas tersebut patah dan melintang akibat penurunan tanah yang juga mengakibatkan ledakan pipa gas. Tanah yang ambles dan keretakan badan jalan dinilai sangat berbahaya jika tetap dilalui kendaraan.

"Awalnya, kami akan membangun jalan tol baru. Namun, itu butuh waktu lama karena harus membebaskan lahan milik masyarakat. Apalagi, sudah tidak ada anggaran untuk pembebasan lahan itu," katanya.

Djoko tidak menjelaskan detail pembangunan jalan layang di atas Jalan Raya Porong itu. Hanya dikatakan, saat ini arus lalu lintas dialihkan lewat jalan arteri. Untuk mengatasi padatnya arus, pemerintah segera memperlebar jalan. Yang semula dua lajur menjadi empat lajur.

Ketua Pelaksana Tim Nasional (Timnas) Penanggulangan Semburan Lumpur Basuki Hadimuljono menjelaskan, melihat kondisi saat ini, jalan tol Porong-Gempol memang tidak bisa digunakan lagi. Jalan itu masih digenangi lumpur, terutama pada Km 37 hingga Km 39. Di Km 38 bahkan terdapat patahan-patahan jalan tol sedalam sekitar 1,5 meter dan lebar sekitar 5 meter dengan panjang melintang antara tanggul penahan lumpur di pusat semburan hingga ke lokasi relief well II.

Jalan yang biasanya dilalui kendaraan bermotor roda empat itu kini hanya bisa dilalui oleh perahu dan alat berat. Pergerakannya pun sangat terbatas karena kedalaman genangan lumpur masih sekitar dua meter. Genangan itu juga berbahaya karena panas. Suhu diperkirakan 50 hingga 60 derajat Celsius. Beberapa kendaraan berat juga masih tertinggal di genangan lumpur.

Menurut Basuki, relokasi jalan tol itu diupayakan dilakukan secepatnya karena sangat mendesak. Setiap hari kemacetan luar biasa selalu terjadi di Jalan Raya Porong hingga Gempol. "Yang tahu teknisnya PU (Departemen Pekerjaan Umum). Tapi, Timnas sudah koordinasi," jelas dia.

Setelah ledakan pipa gas beberapa waktu lalu, kini Timnas memprogramkan empat langkah. Tujuannya menyelamatkan kawasan sekitar dan mempersiapkan antisipasi musim hujan.

Basuki menyebut ledakan pipa gas Pertamina memang merusak tanggul di jalan tol dan pusat semburan. Timnas akan memperbaiki tanggul-tanggul itu. Tujuannya, arah luberan lumpur bisa kembali terkendali menuju spillway (saluran pembuang) di Desa Pejarakan, Kecamatan Jabon.

Timnas juga berencana membangun spillway baru di dekat lokasi spillway lama. Spillway ini dibuat dengan sistem gravitasi. Lumpur akan dialirkan dari kolam ke Kali Porong tanpa pompa. Spillway baru diperkirakan rampung dalam 2 sampai 3 minggu.

"Saat ini lumpur mengarah ke utara ke Desa Kedungbendo. Itu harus dikembalikan lagi," kata Basuki.

Karena itulah, Timnas juga akan membuat tanggul baru di kawasan Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, dan memperkuat tanggul di empat desa lain yang telah dinyatakan rawan bencana. Tanggul yang secepatnya dibangun ialah tanggul yang mengelilingi Desa Kedungbendo yang sudah tenggelam oleh lumpur. Kawasan yang sudah tenggelam itu, antara lain, RT 1 hingga RT 6.

Selain Kedungbendo, kawasan yang akan diperkuat tanggulnya ialah Kelurahan Siring, Jatirejo, dan Renokenongo. Timnas telah menyebar petugas untuk mendata kondisi seluruh tanggul lama. Hasilnya akan dievaluasi.

Hingga kemarin, lumpur telah menyerbu Desa Kedungbendo. Lumpur masuk lewat tanggul di perbatasan Dusun Sengon, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong. Sedikitnya, 105 kepala keluarga (KK) warga Desa Kedungbendo diungsikan. Sabtu kemarin, 75 KK mengungsi ke Kantor Dinas Sosial Jl Monginsidi, Sidoarjo. Hari ini, dijadwalkan 30 KK lain menyusul.

"Warga Kedungbendo harus diselamatkan. Hak-hak orang yang tinggal di kawasan tenggelam akan diberikan," ujar Basuki.

Jumlah warga Kedungbendo yang diungsikan sangat mungkin terus bertambah. Warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (Perum TAS) juga berkemas-kemas. Ini menyusul rembesar air dari tanggul penahan lumpur yang semakin tinggi. Air telah menggenangi jalan di Blok AA hampir selutut orang dewasa. Di balik tanggul, lumpur panas terus merangsek maju dari tanggul di Pond A Desa Kedungbendo.

Kepala Desa Kedungbendo Hasan mengatakan, air lumpur sudah menggenangi pelataran dan masuk ke ruang kantor desa. Aktivitas Kantor Desa Kedungbendo akan dipindah ke rumah Kades, sekitar 2 km dari balai desa. (sam/roz/jpnn)
 

Source: Jawa Post