Minggu, 26 Nov 2006,
Bangun Jalan Layang di Atas
Jalur Arteri
JOGJAKARTA - Jalan tol Porong-Gempol tidak bisa diselamatkan lagi.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengatakan, pemerintah
menutup ruas jalan tol yang menghubungkan Surabaya-Malang/Pasuruan
itu selamanya.
"Tol Porong, terutama yang ambles (Km 38), sudah tidak bisa
digunakan dan membahayakan pengguna jalan. Pemerintah akan
membangun elevated tol di atas jalan arteri yang sudah ada," kata
Djoko saat ditemui di sela-sela meninjau pembangunan dam penahan
lahar Merapi di Jogjakarta kemarin.
Jalan tol Porong di Km 38, kata Djoko, tidak mungkin digunakan
lagi. Jalan di ruas tersebut patah dan melintang akibat penurunan
tanah yang juga mengakibatkan ledakan pipa gas. Tanah yang ambles
dan keretakan badan jalan dinilai sangat berbahaya jika tetap
dilalui kendaraan.
"Awalnya, kami akan membangun jalan tol baru. Namun, itu butuh
waktu lama karena harus membebaskan lahan milik masyarakat.
Apalagi, sudah tidak ada anggaran untuk pembebasan lahan itu,"
katanya.
Djoko tidak menjelaskan detail pembangunan jalan layang di atas
Jalan Raya Porong itu. Hanya dikatakan, saat ini arus lalu lintas
dialihkan lewat jalan arteri. Untuk mengatasi padatnya arus,
pemerintah segera memperlebar jalan. Yang semula dua lajur menjadi
empat lajur.
Ketua Pelaksana Tim Nasional (Timnas) Penanggulangan Semburan
Lumpur Basuki Hadimuljono menjelaskan, melihat kondisi saat ini,
jalan tol Porong-Gempol memang tidak bisa digunakan lagi. Jalan
itu masih digenangi lumpur, terutama pada Km 37 hingga Km 39. Di
Km 38 bahkan terdapat patahan-patahan jalan tol sedalam sekitar
1,5 meter dan lebar sekitar 5 meter dengan panjang melintang
antara tanggul penahan lumpur di pusat semburan hingga ke lokasi
relief well II.
Jalan yang biasanya dilalui kendaraan bermotor roda empat itu kini
hanya bisa dilalui oleh perahu dan alat berat. Pergerakannya pun
sangat terbatas karena kedalaman genangan lumpur masih sekitar dua
meter. Genangan itu juga berbahaya karena panas. Suhu diperkirakan
50 hingga 60 derajat Celsius. Beberapa kendaraan berat juga masih
tertinggal di genangan lumpur.
Menurut Basuki, relokasi jalan tol itu diupayakan dilakukan
secepatnya karena sangat mendesak. Setiap hari kemacetan luar
biasa selalu terjadi di Jalan Raya Porong hingga Gempol. "Yang
tahu teknisnya PU (Departemen Pekerjaan Umum). Tapi, Timnas sudah
koordinasi," jelas dia.
Setelah ledakan pipa gas beberapa waktu lalu, kini Timnas
memprogramkan empat langkah. Tujuannya menyelamatkan kawasan
sekitar dan mempersiapkan antisipasi musim hujan.
Basuki menyebut ledakan pipa gas Pertamina memang merusak tanggul
di jalan tol dan pusat semburan. Timnas akan memperbaiki
tanggul-tanggul itu. Tujuannya, arah luberan lumpur bisa kembali
terkendali menuju spillway (saluran pembuang) di Desa Pejarakan,
Kecamatan Jabon.
Timnas juga berencana membangun spillway baru di dekat lokasi
spillway lama. Spillway ini dibuat dengan sistem gravitasi. Lumpur
akan dialirkan dari kolam ke Kali Porong tanpa pompa. Spillway
baru diperkirakan rampung dalam 2 sampai 3 minggu.
"Saat ini lumpur mengarah ke utara ke Desa Kedungbendo. Itu harus
dikembalikan lagi," kata Basuki.
Karena itulah, Timnas juga akan membuat tanggul baru di kawasan
Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, dan memperkuat tanggul
di empat desa lain yang telah dinyatakan rawan bencana. Tanggul
yang secepatnya dibangun ialah tanggul yang mengelilingi Desa
Kedungbendo yang sudah tenggelam oleh lumpur. Kawasan yang sudah
tenggelam itu, antara lain, RT 1 hingga RT 6.
Selain Kedungbendo, kawasan yang akan diperkuat tanggulnya ialah
Kelurahan Siring, Jatirejo, dan Renokenongo. Timnas telah menyebar
petugas untuk mendata kondisi seluruh tanggul lama. Hasilnya akan
dievaluasi.
Hingga kemarin, lumpur telah menyerbu Desa Kedungbendo. Lumpur
masuk lewat tanggul di perbatasan Dusun Sengon, Desa Renokenongo,
Kecamatan Porong. Sedikitnya, 105 kepala keluarga (KK) warga Desa
Kedungbendo diungsikan. Sabtu kemarin, 75 KK mengungsi ke Kantor
Dinas Sosial Jl Monginsidi, Sidoarjo. Hari ini, dijadwalkan 30 KK
lain menyusul.
"Warga Kedungbendo harus diselamatkan. Hak-hak orang yang tinggal
di kawasan tenggelam akan diberikan," ujar Basuki.
Jumlah warga Kedungbendo yang diungsikan sangat mungkin terus
bertambah. Warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (Perum
TAS) juga berkemas-kemas. Ini menyusul rembesar air dari tanggul
penahan lumpur yang semakin tinggi. Air telah menggenangi jalan di
Blok AA hampir selutut orang dewasa. Di balik tanggul, lumpur
panas terus merangsek maju dari tanggul di Pond A Desa Kedungbendo.
Kepala Desa Kedungbendo Hasan mengatakan, air lumpur sudah
menggenangi pelataran dan masuk ke ruang kantor desa. Aktivitas
Kantor Desa Kedungbendo akan dipindah ke rumah Kades, sekitar 2 km
dari balai desa. (sam/roz/jpnn)
Source: Jawa Post |
|
|